Selamat Datang

Di blog ini anda dapat mengetahui informasi tentang kegiatan P2PL lingkup Kabupaten Tojo Una Una Prop. Sulawesi Tengah

Selasa, 05 April 2011

Definisi Malaria

A.     Definisi


Beberapa pengertian malaria baik secara klinik maupun secara Laboratorium menurut beberapa ahli yaitu
1.  Penyakit malaria adalah penyakit yang dapat bersifat akut maupun kronik, disebabkan oleh protozoa genus plasmodium ditandai demam, anemia dan spenomegali (Nadesul Hendrawan,1996).
2.  Malaria adalah suatu penyakit yang akut maupun kronis yang disebabkan parasit plasmodium  yang ditandai dengan gejala demam berkala, menggigil dan sakit kepala yang disertai dengan anemia dan limpha yang membesar (Pampana, 1969).
3.  Malaria klinis adalah penderita dengan gejala demam secara berkala, menggigil dan sakit kepala dan juga disertai dengan gejala khas daerah (diare pada balita sakit atau sakit otot pada orang dewasa) (Dirjen P2MPL, 2003).
4.  Malaria Positif adalah penderita yang dalam darahnya ditemukan parasit Plasmodium melalui pemeriksaan mikroskopis (Dirjen P2MPL, 2003).
5.  Penderita malaria meninggal adalah apabila penderita yang meninggal karena malaria bila dalam darahnya ditemukan parasit malaria dari hasil konfirmasi laboratorium (Dirjen P2MPL, 2003).
Penyakit malaria adalah penyakit  akut maupun kronik dengan disertai demam secara berkala, anemia, sakit kepala disertai dengan pembesaran limpha (spenomegali) yang disebabkan oleh parasit dalam darah yang biasa disebut Plasmodium, Plasmodium ini terdiri atas empat bagian yaitu Plasmodium Falciparum, Vivax, Malariae serta Ovale. Untuk wilayah Sulawesi Tengah hingga saat ini baru ditemukan 2 jenis plasmodium yaitu Falciparum dan Vivax, plasmodium ini dapat merusak sel darah merah sehingga mengakibatkan penderita malaria mengalami anemi. Seorang penderita malaria dapat diketahui dari gejala klinis dan melalui hasil pemeriksaan laboratorium. Ciri - ciri penderita malaria secara klinis adalah sebagai berikut :

  • v    Demam menggigil secara berkala yang disertai sakit kepala
  • v    Pucat karena kurang darah serta kondisi badan lemah
  • v    Pada penderita berat disertai kejang – kejang, diare hinggga koma
Gejala Klasik malaria suatu parokisme biasanya terdiri atas tiga stadium yang berurutan yaitu Dingin, Demam, Berkeringat dan Apireksi / Tidak apa – apa (DIDERITA) (Depkes RI, 1995).
Pemeriksaan laboratorium merupakan diagnosis pasti yang dapat menentukan jenis plasmodium yang ada dalam sel darah, Jika ditemukan adanya plasmodium dalam sel darah maka berdasarkan klasifikasinya dapat dibedakan atas 4 hal  yaitu :
a)     Plasmodium Falciparum (Malaria Tropikana)
b)     Plasmodium Vivax (Malaria Tertiana)
c)      Plasmodium Malariae (Malaria Quartana)
d)     Plasmodium Ovale

B.     Faktor Penyebab Penyakit Malaria
1.     Cara Penularan (Faktor Utama)
Penyebab penyakit malaria adalah mahluk hidup genus plasmodium, family plasmodiidae dari ordo coccidiidae dan invertebrata host adalah mosquitoes (Dirjen P2MPL, 2003). Sampai saat ini ada empat spesies palsmodium malaria pada manusia, yaitu :
v    Plasmodium Falciparum,  penyebab penyakit malaria tropika yang sering menyebabkan malaria berat / malaria otak yang berakibat fatal, gejala serangannya timbul berselang setiap dua hari  (48 jam) sekali.
v    Plasmodium Vivax, penyebab penyakit malaria tertiana yang gejala serangannya timbul berselang setiap tiga hari.
v    Plasmodium Malariae, penyebab penyakit malaria quartana yang gejala serangannya timbul berselang setiap empat hari.
v    Plasmodium Ovale, penyebab penyakit malaria ovale yang gejalanya hampir menyerupai malaria quartana, jenis ini jarang ditemui di Indonesia, banyak dijumpai di Afrika dan pasifik Barat.
Penularan penyakit malaria terjadi melalui berbagai cara yaitu :
a)     Penularan secara alamiah (natural Infection)
Penularan jenis ini terjadi secara alamiah dimana penularan terjadi melalui gigitan nyamuk, nyamuk anopheles yang terinfeksi dan mengandung sporozoit pada kelenjar liurnya apabila menggigit manusia maka akan memasukan sporozoit kedalam darah manusia waktu menghisap darah. Melalui aliran darah dengan waktu + ½ - 1 Jam, sporozoit sudah tiba dihati dan segera menginfeksi sel hati yang merupakan awal siklus parasit di sel hati.    
b)     Penularan yang tidak alamiah
Penularan jenis ini biasanya terjadi pada bayi yang baru dilahirkan karena ibunya menderita malaria, penularan ini terjadi melalui perantara tali pusat dan biasanya disebut malaria bawaan congenital. Penularan mekanik juga pernah terjadi didaerah Bandung pada tahun 1981 dimana penularan malaria terjadi melalui transfusi darah atau melalui jarum sutik yang tidak steril lagi. 
2.     Faktor Pendukung
Menurut Hendrik.L.Bluum, ada empat faktor pokok yang mempengaruhi kesehatan manusia. Menurut urutan yang paling besar pengaruhnya adalah faktor lingkungan, perilaku, pelayanan kesehatan dan keturunan (H.L.Bluum, 1974).
a.     Faktor Lingkungan
1)     Lingkungan Fisik
Faktor lingkungan fisik ini sebagian besar berkaitan dengan aspek klimatologi yaitu sebagai berikut :
a)     Suhu Udara
Suhu sangat berpengaruh terhadap perkembangbiakan plasmodium dalam tubuh nyamuk, parasit dalam tubuh nyamuk akan mati pada suhu + 32 0C, meskipun dalam tubuh manusia parasit dapat tetap hidup pada suhu 40 0C.
b)     Kelembaban Udara
Kelembababan yang rendah akan memperpendek umur nyamuk. Kelembaban antara lain mempengaruhi kemampuan dan kecepatan berkembang biak, kebiasaan menggigit dan istirahat nyamuk (Pampana,1969).
c)      Hujan
Hujan berkaitan dengan perkembangan larva nyamuk menjadi betuk dewasa. Besar kecilnya hujan berkaitan dengan jumlah curah hujan dan jenis tempat perindukan nyamuk. Nyamuk Anopheles akan berkembang biak dalam jumlah besar jika terjadi hujan dengan diselingi panas (Depkes RI,1991)
d)     Angin
Kecepatan angin sangan menentukan jumlah kontak antara manusia dengan nyamuk. Hal ini umumnya terjadi pada saat matahari terbit dan terbenam yang merupakan saat terbangnya nyamuk kedalam/luar rumah, jarak terbangnya nyamuk sangat ditentukan oleh arah dan kecepatan angin. Jarak terbang nyamuk pada keadaan normal adalah 200 meter akan tetapi dapat jauh lagi jika dibantu dengan kecepatan angin sehingga dapat mencapai 300 – 400 meter.
e)     Sinar Matahari
Sinar matahari berkaitan erat dengan larva nyamuk. Pertumbuhan larva juga berbeda – beda berkaitan dengan pengaruh sinar matahari.
2)     Lingkungan Biologik
Lingkungan biologik yang dimaksud yaitu flora dan fauna. Tumbuh – tumbuhan seperti bakau, lumut dan ganggang dapat mempengaruhi kehidupan larva nyamuk. Adanya tumbuh – tumbuhan dapat melindungi larva dari sinar matahari maupun serangan dari mahluk hidup lain. Populasi nyamuk di suatu daerah ditentukan juga adanya berbagai jenis ikan pemakan jentik seperti ikan kepala timah, ikan gambusia, nila dan mujair. Adanya ternak besar seperti sapi dan kerbau dapat mengurangi jumlah gigitan nyamuk pada manusia apabila kandang hewan tersebut terletak dekat rumah tinggal (J.Pampana,1969).
3)     Lingkungan sosial budaya
Kadang – kadang faktor ini mempunyai pengaruh yang besar dibandingkan dengan faktor lingkungan lainnya. Ini berkaitan erat dengan kebiasaan penduduk berada diluar dan didalam rumah karena akan sangat memperbesar resiko terhadap gigitan. Faktor sosial budaya lainnya adalah Pendidikan, penghasilan, lamanya tinggal dilokasi endemis, tempat tinggal, lokasi pemukiman dan lainnya.
b.     Faktor Perilaku
Hal ini sangat berkaitan erat dengan kebiasaan penduduk, dimana perilaku yang kurang baik akan mempermudah terjadinya penularan penyakit malaria, berikut ini kebiasaan penduduk yang berkaitan dengan kejadian malaria yaitu :
1)     Kebiasaan menggunakan kelambu nyamuk
2)     Kebiasaan menghindari gigitan nyamuk
3)     Kebiasaan berada diluar rumah dan berpakaian pada malam hari

c.      Pelayanan Kesehatan
Pelayanan kesehatan yang berkaitan dengan penyakit malaria dikenal sebagai kegiatan pemberantasan malaria, tujuannya untuk memutuskan mata rantai penularan meliputi pemberantasan vektor dan penemuan serta pengobatan penderita. Sedangkan vaksinasi belum dapat dilaksanakan karena daya lindungannya kecil sekali dan harganya cukup mahal (Depkes RI,1991). Uraian program pemberantasan malaria sebagai berikut :
1)     Pemberantasan Vektor
v    Penyemprotan Rumah
v    Pemolesan Kelambu
v    Larvaciding
v    Penebaran Ikan Pemakan Jentik
v    Pengelolaan lingkungan
1)     Penemuan dan Pengobatan Penderita
v    Pencarian Penderita
v    Pegobatan Penderita
d.     Keturunan (Herediter)
Faktor lainya yang berpengaruh adalah keturunan dimana menurut penelitian ras/suku bangsa Afrika  yang prevalensi Haemoglobin.S (Hbs) tinggi lebih tahan terhadap infeksi Plasmodium falciparum hal ini disebakan Hbs dapat menghambat perkembangbiakan P.Falciparum (Paul F.Russel et.al, 1963). 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar